Minggu, 09 Juni 2013

Tugas Jurnal & Sertifikat



Judul    : Pengaruh Modal Sendiri dan Kinerja Koperasi terhadap Perolehan SHU pada Koperasi Pegawai PT. Mahkota Aman Sentosa
Penulis  : Garry Aditya
Tahun   : PI. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2010
Tema   : Kinerja Koperasi


Dalam tata perekonomian nasional kita, sangat diharapkan agar koperasi Indonesia dapat menempati posisi dan kedudukan yang penting. Bahkan Koperesi Indonesia diharapkan menjadi sokoguru perekonomian nasional Indonesia. SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku yang dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam satu tahun buku yang bersangkutan. Sebagai badan usaha, pendapatan sangat menentukan besar kecilnya SHU yang diperoleh koperasi. Mengingat kegunaan dan fungsi dari penyisihan SHU yang begitu banyak, maka perolehan SHU tergantung dari besarnya modal yang berhasil di himpun oleh koperasi untuk menjalankan usahanya. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui perkembangan modal sendiri dan kinerja koperasi yang dilihat dari segi pendapatan dan net profit margin pada koperasi pegawai PT. Mahkota Aman Sentosa per bulannya dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2009, (2) Untuk mengetahui adakah pengaruh modal sendiri dan kinerja koperasi jika dilihat dari segi pendapatan dan net profit margin terhadap perolehan SHU pada koperasi pegawai PT. Mahkota Aman Sentosa.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui studi pustaka. Dan alat analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda dan analisis determinasi yang perhitungannya menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 17.0 Variabel dependen dalam penelitian ini adalah SHU, sedangkan variabel independen adalah modal sendiri dan kinerja koperasi yang dilihat dari nilai pendapatan dan nilai NPM koperasi.
Hasil analisis penelitian perhitungannya menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 17.0, diperoleh persamaan regresi linear berganda Y = 1.82+ 0.119 X1 + 0.605 X2 + 2.60 X3. Pengaruh bernilai positif, artinya setiap kenaikan yang terjadi pada variabel modal sendiri, pendapatan dan NPM mengakibatkan penambahan pada nilai variabel SHU. Analisis determinasi (R2) adalah sebesar 0.995 menunjukan bahwa kontribusi atau pengaruh variabel modal sendiri, pendapatan, dan net profit margin terhadap variabel SHU sebesar 99.5 % sedangkan sisanya sebesar 0.5 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diikut sertakan dalam penelitian ini.

Pendahuluan

Pada tahun 2020, tatkala dunia memasuki era perdagangan bebas secara total, Indonesia seharusnya telah mengakhiri masa Pembangunan Jangka Panjang Ketiga (PJP II tahun 1993-2018). Pada kurun waktu itu Indonesia diyakini benar-benar telah berada dalam kondisi siap siaga menghadapi globalisasi total. Namun sayang sekali, krisis moneter pada tahun 1998 yang diikuti oleh krisis multidimensional yang menimpa Indonesia telah memporak-porandakan bangunan ekonomi yang sebelumnya diyakini amat kokoh itu. Dengan runtuhnya bangunan ekonomi tersebut Indonesia harus merencanakan kembali persiapannya memasuki perdagangan bebas.
Menurut UU No. 25/1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatatan perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Dengan makin berkembangnya kegiatan usaha koperasi tuntutan akan pelaksanaan pengelolaan koperasi secara professional semakin besar. Pengelolaan yang profesional membutuhkan sistem pertanggung jawaban yang baik serta informasi yang relevan dan dapat diandalkan. Kesemuanya itu dapat tercapai apabila koperasi sebagai badan usaha yang bergerak di bidang ekonomi melaksanakan kegiatan usahanya dengan menyesuaikan diri dengan perkembangan-perkembangan yang terjadi. Dengan demikian dapat dikaitkan bahwa perkembangan koperasi merupakan hal yang sangat penting untuk kelangsungan hidup koperasi. Mereka yang punya kepentingan terhadap perkembangan suatu koperasi sangatlah perlu untuk mengetahui kinerja koperasi tersebut, dan kinerja koperasi dapat diketahui melalui laporan keuangan koperasi yang bersangkutan.
PT. Mahkota Aman Sentosa memiliki koperasi yang bergerak sebagai usaha simpan-pinjam. Dalam setiap bulannya koperasi pegawai PT. Mahkota Aman Sentosa membuat laporan keuangan bulanan yang dibuat berdasarkan hasil rapat anggota (RAT) yang dilaksanakan setahun sekali. Adapun tujuan dibuatnya laporan tersebut untuk mengetahui kinerja koperasi setiap bulanya sehingga diharapkan dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi terhadap pembagian SHU didalam koperasi tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penulis mengambil judul penelitian tentang “ PENGARUH MODAL SENDIRI DAN KINERJA KOPERASI TERHADAP PEROLEHAN SHU PADA KOPERASI PEGAWAI PT. MAHKOTA AMAN SENTOSA”


1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan modal sendiri dan kinerja koperasi yang dilihat dari segi pendapatan dan net profit margin pada koperasi pegawai PT. Mahkota Aman Sentosa pada setiap bulannya dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2009?
2. Adakah pengaruh modal sendiri dan kinerja koperasi terhadap perolehan SHU pada koperasi pegawai PT. Mahkota Aman Sentosa?

Pembahasan mengenai pengaruh modal sendiri dan kinerja koperasi terhadap SHU ini cukup luas, maka penulis membatasi penelitian sebagai berikut :

1. Penulis hanya membahas perkembangan modal sendiri pada koperasi melalui laporan keuangan bulanan.
2. Untuk mengetahui kinerja koperasi dapat diketahui melalui laporan perhitungan SHU yang terdapat pada koperasi yang bersangkutan. Dari data tersebut dapat diperoleh nilai pendapatan koperasi setiap bulannya, dan dari data tersebut juga dapat dianalisis menggunakan analisis rasio profitabilitas yaitu net profit margin (NPM).

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perkembangan modal sendiri dan kinerja koperasi yang dilihat dari segi pendapatan dan net profit margin pada koperasi pegawai PT. Mahkota Aman Sentosa pada setiap bulannya dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2009.
2. Untuk mengetahui adakah pengaruh modal sendiri dan kinerja koperasi jika dilihat dari segi pendapatan dan net profit margin terhadap perolehan SHU pada koperasi pegawai PT. Mahkota Aman Sentosa.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat yang hendak diperoleh yaitu diantaranya :
1. Manfaat Praktis
Sebagai bahan perbandingan yang dapat memberikan pandangan dalam suatu proses pengambilan keputusan bagi perusahaan.

2. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan bagi penulis maupun pembaca pada umumnya untuk meningkatkan pengetahuan tentang pengaruh modal sendiri dan kinerja koperasi terhadap perolehan SHU.

Metode Penelitian

Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah koperasi pegawai PT. Mahkota Aman Sentosa yang terletak di Glodok Plaza Lt.5 Jl.Pinangsia Raya No.1 , Jakarta Barat.

Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan koperasi pegawai PT. Mahkota Aman Sentosa pada setiap bulannya yaitu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2009.

Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan penulisan ilmiah ini, metode yang digunakan adalah melalui studi pustaka, yaitu salah satunya dengan membaca laporan keuangan koperasi yang merupakan data sekunder, sedangkan data primer di dapat dari interview yang dilakukan dengan salah satu anggota koperasi tersebut. Untuk tambahan penulis membaca penelitian sebelumnya.

Alat Analisis yang Digunakan

Dalam melakukan penelitian ini, metode analisis yang di pakai adalah analisis kuantitatif yaitu dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat dan analisis determinasi (R) yang digunakan untuk menguji ketepatan hasil analisis regresi, melalui penentuan besarnya pengaruh variabel bebas, yang perhitungannya menggunakan bantuan program komputer SPSS (Statistical Product and Service Solutions).

Hasil Analisis dan Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan antara modal sendiri, pendapatan dan net profit margin terhadap sisa hasil usaha, maka dapat terlihat hubungan antara keduanya dengan menggunakan program komputer SPSS (statistical product and service solutions) versi 17.0

Analisis Determinasi (R2)

Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2 … Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini menunjukan seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen. Sebaliknya R2 sama dengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel dependen.

Koefisien regresi Modal Sendiri (X1) sebesar 0.119, artinya jika modal sendiri mengalami kenaikan satu satuan, maka SHU akan mengalami kenaikan sebesar Rp 0.119. Dengan anggapan nilai pendapatan dan NPM adalah tetap. Koefisien bernilai positif antara modal sendiri dengan SHU, semakin naik modal sendiri maka semakin meningkatkan SHU.
Koefisien regresi Pendapatan (X2) sebesar 0.605, artinya jika pendapatan mengalami kenaikan satu satuan, maka SHU akan mengalami kenaikan sebesar Rp 0.605. Dengan anggapan nilai modal sendiri dan NPM adalah tetap. Koefisien bernilai positif antara pendapatan dengan SHU, semakin naik pendapatan maka semakin meningkatkan SHU.
Koefisien regresi Net Profit Margin (X3) sebesar 2.061, artinya jika NPM mengalami kenaikan satu satuan, maka SHU akan mengalami kenaikan sebesar Rp. 2.061. Dengan anggapan nilai modal sendiri dan pendapatan adalah tetap. Koefisien bernilai positif antara NPM dengan SHU. Semakin naik NPM maka semakin meningkat SHU.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan pada bab pembahasan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. a. Perkembangan modal sendiri per bulannya dari tahun 2008 sampai dengan 2009 setiap bulannya mengalami fluktuasi. Kenaikan tertinggi terjadi pada bulan Maret tahun 2009 yaitu sebesar 37.25% dan penurunan terjadi pada bulan September tahun 2009 yaitu sebesar -1,58%. kenaikan dan penurunan modal sendiri pada koperasi pegawai PT. Mahkota Aman Sentosa dipengaruhi karena meningkat atau menurunnya jumlah anggota koperasi.
b. Perkembangan kinerja koperasi dilihat dari segi pendapatan per bulannya dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 pada koperasi pegawai PT. Mahkota Aman Sentosa rata-rata setiap bulannya mengalami fluktuasi. Kenaikan tertinggi terjadi pada bulan Maret tahun 2009 yaitu sebesar 29.37%. Sedangkan penurunan pendapatan tertinggi terjadi pada bulan Desember tahun 2008 yaitu sebesar -15.25%. Kenaikan dan penurunan jumlah pendapatan pada koperasi terjadi karena meningkat atau menurunnya partisipasi anggota yang di dapat dari simpanan wajib, pokok, dan sukarela dalam jasa usaha koperasi.
c. Perkembangan kinerja koperasi dilihat dari segi net profit margin (NPM) per bulannya dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 pada koperasi pegawai PT. Mahkota Aman Sentosa setiap bulannya mengalami fluktuasi. Kenaikan tertinggi terjadi pada bulan Maret tahun 2009 yaitu sebesar 96%. Sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada bulan Desember tahun 2009 yaitu sebesar
-38%.
Kenaikan dan penurunan net profit margin (NPM) pada koperasi terjadi karena meningkat atau menurunnya sisa hasil usaha (SHU) dan pendapatan koperasi dalam setiap bulannya.
2. Kontribusi atau pengaruh variabel modal sendiri, pendapatan, dan net profit margin terhadap variabel SHU sebesar 99.5 % sedangkan sisanya sebesar 0.5 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diikut sertakan dalam penelitian ini. Artinya pengaruh modal sendiri, pendapatan, dan net profit margin adalah sebesar 99.5 %.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Diharapkan pengurus dapat lebih meningkatkan pelayanan kepada anggota dan pengurus agar lebih giat melakukan pendekatan kepada pegawai PT. Mahkota Aman Sentosa yang belum menjadi angota.
2. Berdasarkan kondisi setiap bulannya, koperasi pegawai PT. Mahkota Aman Sentosa perlu mendapat perhatian dan perbaikan. Untuk memperbaikinya tidak dapat dilakukan hanya oleh pengurus saja, tetapi perlu dukungan lebih aktif dari anggota. Upaya yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
Pengurus : a. Memperbaiki dan melengkapi susunan kepengurusan
b. Meningkatkan kinerja pengurus

Anggota : a. Meningkatkan motivasi yang mengarah pada tumbuhnya partisipasi dalam meningkatkan pendapatan usaha koperasi.
b. Meningkatkan rasa memiliki terhadap koperasi.
3. Untuk meningkatkan pendapatan koperasi perlu dilakukan:
a. Meningkatkan laba usaha unit usaha dengan cara meningkatkan pelayanan.
b. Penghematan pada biaya-biaya yang bersifat nonteknis operasional.


DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Sitio dan Halamoan Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga
Bambang, Riyanto. 1999. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE
Dwi, Priyatno. 2008. Mandiri Belajar SPSS untuk Analisis Data dan Uji Statistik. Yogyakarta: Mediakom

Ign, Sukamdiyo. 1997. Manajemen Koperasi. Semarang: Erlangga
Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat
Miswanto., dan Eko Widodo. 1988. Manajemen Keuangan 1. Jakarta: Universitas Gunadarma

Muslimin, Nasution. 2008. Koperasi Menjawab Kondisi Ekonomi Nasional. Jakarta: PIP dan LPEK

Ninik, Widiyanti. 1998. Koperasi dan Perekonomian Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta
Rasyid, Yusuf., Nyoman Suprastha., dan Widayatmoka. 2000. Ekonomi Koperasi Dasar Struktur Manajemen. Jakarta: Salemba Empat

Singgih, Santoso. 1999. SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Versi 7.5. Jakarta: PT Gramedia

Sunardi. 2000. Penggunaan Rasio Keuangan sebagai Upaya untuk Mengetahui Kinerja Keuangan Koperasi Eka Kapti. Studi kasus di KPRI "Eka Kapti" Probolinggo dan KOPKAR, Malang: Universitas Merdeka

Undang-undang Koperasi No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian


Sumber
:


Sertifikat Workshop



Sabtu, 18 Mei 2013

HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL

HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL
“Harmonisasi” merupakan proses untuk menigkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-prkatik tersebut dapat beragam. Standar harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan komparabilitas (daya banding) informasi keuangan yang berasal dari berbagai negara. Upaya untuk melakukan harmonisasi standar akuntansi telah dimulai jauh sebelum pembentukan Komite Standar Akuntansi Internasional pada tahun 1973. Harmonisasi akuntansi internasional merupakan salah satu isu terpenting yang dihadapi oleh pembuat standar akuntansi, badan pengatur pasar modal, bursa efek, dan mereka yang menyusun atau menggunakan laporan keuangan.
Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi :
1. Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan)
2. Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan public terkait dengan penawaran surat  berharga dan pencatatan pada bursa efek
3.Standar audit
Kritik  atas Standar Internasional
Beberapa pihak mengatakn bahwa penentusn standar akuntansi internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social, dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar.
Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama
Dua pendekatan yang diajukan sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas :
1. Rekonsiliasi
Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan dilaporkan.
2. Pengakuan bersama (yang juga disebut sebagai “imbal balik” / resiprositas)
Pengauan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal.
Penerapan Standar Internasional
Standar akuntansi internasional digunakan sebagai hasil dari :
1. Perjanjian internasional atau politis
2. Kepatuhan secara sukarela (atau yang didorong secara professional)
3. Keputusan oleh badan pembuat standar akuntansi internasional
Organisasi Internasional Utama yang Mendorong Harmonisasi Akuntansi
Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional :
1. Badan Standar Akuntansi International (IASB)
2. Komisi Uni Eropa (EU)
3. Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
4. Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
5. Kelompok Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan (International Standars of Accounting and Reporting – ISAR), bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and Development –UNCTAD)
6. Kelompok Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi _Kelompok Kerja OEDC)
Organisasi Internasional Utama yang Mendorong Harmonisasi Akuntansi
Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional :
1.      Badan Standar Akuntansi International (IASB)
2.      Komisi Uni Eropa (EU)
3.      Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
4.      Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
5.     Kelompok Kerja Ahli Antar pemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan (International Standars of Accounting and Reporting – ISAR), bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and Development –UNCTAD)
6.     Kelompok Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi _Kelompok Kerja OEDC)
Badan Standar Akuntansi Internasional
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), dahulu AISC, didirikan tahun 1973 oleh organisasi akuntansi professional di Sembilan negara.
Tujuan IASB adalah :
1. Untuk mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diterapkan yang mewajibkan informasi yang berkualitas tinggi, transparan, dan dapat dibandingkan dalam laporan keuangan.
2. Untuk mendorong penggunaan dan penerapan standar-standar tersebut yang ketat
3. Untuk membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan Standar Akuntansi Internasional dan Pelaporan Keuangan Internasional kearah solusi berkualitas tinggi.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL
Akuntansi keuangan dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia digunakan. Setiap bangsa memiliki sejarah, norma, budaya, serta sistem politik dan ekonomi yang berbeda, yang terdapat pada tingkatan yang beragam dalam perkembangan ekonomi. Pengaruh-pengaruh ini berinteraksi satu sama lain dan berdampak pada perkembangan dan aplikasi praktek akuntansi keuangan dan pelaporannya. Perusahaan multinasional yang beroperasi di banyak negara dapat memperoleh lebih dari setengah pendapatan mereka di luar negeri. Karena perbedaan-perbedaan tersebut, standar akuntansi keuangan yang diaplikasikan terhadap data akuntansi yang dilaporkan oleh perusahaan-perusahaan multinasional ini bervariasi secara signifikan antara satu negara dengan negara yang lain.
Perusahaan-perusahaan menyiapkan laporan keuangan yang ditujukan langsung kepada pengguna utama mereka. Di masa lalu, kebanyakan pengguna adalah penduduk dari negara yang sama dengan negara perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan. Bagaimanapun juga, penyatuan perusahan dan organisasi multinasional seperti European Union (EU), GATT, dan NAFTA telah membuat pelaporan keuangan antarnegara/ transnasional menjadi lebih terlihat biasa. Pelaporan keuangan antarnegara menghendaki penggunanya untuk memahami praktek akuntansi yang diterapkan oleh suatu perusahaan, bahasa negara di mana perusahaan tersebut berkedudukan, dan mata uang yang digunakan perusahaan untuk menyiapkan laporan keuangannya. Jika investor dan kreditor tidak dapat meperoleh informasi keuangan yang dapat dimengerti tentang perusahaan yang beroperasi di luar negeri, mereka tidak akan tertarik untuk berinvestasi atau meminjamkan uang kepada perusahaan tersebut. Sebagai hasilnya, dilakukan usaha untuk menyelaraskan standar akuntansi di antara negara-negara tersebut.
 Sumber informasi untuk analisis laporan keuangan internasional adalah :
1. Laporan keuangan, jadwal pendukung serta catatan atas laporan keuangan
2. Latar belakang kekayaan perusahaan dan pengungkapannya
Teknik-teknik analisis Keuangan Internasional yang telah dipakai adalah :
1. Analisa Trend Membandingkan item-item data secara periodic selama 2 tahun atau lebih seperti trend laba, debt rating, perubahan revenue, pertumbuhan geometric dsb.
2. Analisa Rasio Membandingkan item satu dengan item yang lain laporan keuangan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang sama tentang profitabilitas perusahaan, leverage, likuiditas dan efisiensi.

Indikator Pengembalian:
1. Pendapatan per lembar saham =Pertumbuhan laba bersih saham biasa Total saham dari saham biasa yang beredar * Pengembalian atas aktiva = Laba bersih Total Aktiva * Pengembalian atas ekuitas = Laba bersih Ekuitas pemilik Indikator Likuiditas dan Risiko:
2. Rasio Lancar = Aktiva lancar Utang lancar * Utang terhadap ekuitas = Total Utang Ekuitas pemilik
KESULITAN DALAM MEMPEROLEH INFORMASI AKUNTANSI INTERNASIONAL.
Dalam memperoleh data Akuntansi Internasional terdapat beberapa kesulitan, antara lain :
a. Penyesuaian depresiasi Beban depresiasi akan mempengaruhi keuntungan, maka perlu diperhatikan umur dari fungsi aktiva yang harus diputuskan manajemen.
b. Penyesuaian persediaan LIFO ke FIFO Persediaan harus dikonversikan dalam metode FIFO
c. Cadangan Cadangan adalah kemampuan perusahaan untuk membayar atau menutup pengeluaran untuk menghapus beban.
d. Reformulasi Laporan Keuangan Penyesuaian dari beberapa perubahan setelah adanya beberapa perhitungan pada point-point tsb di atas.
MEKANISME UNTUK MENGATASI PERBEDAAN PRINSIP AKUNTANSI ANTAR NEGARA
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan yaitu :
1. Beberapa analis menyajikan ulang ukuran akuntansi asing menurut sekelompok prinsip yang diakui secara internasional atau sesuai dengan dasar lain yang lebih umum.
2. Beberapa yang lain mengembangkan pemahaman yang lengkap atas praktik akuntansi di sekelompok Negara tertentu dan membatasi analisis mereka terhadap perusahaan-perusahaan yang berlokasi di Negara-negara tersebut.
KESULITAN DAN KELEMAHAN DALAM ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL
a. Akses informasi Informasi mengenai ribuan perusahaan dari seluruh dunia telah tersedia secara luas dalam beberapa tahun terakhir.
b. Ketepatan waktu informasi Ketepatan waktu laporan keuangan, laporan tahunan, laporan kepada pihak regulator berbeda-beda di tiap Negara.
c. Hambatan bahasa dan terminology.
d. Masalah mata uang asing.
e. Perbedaan dalam jenis dan format laporan keuangan.



Sabtu, 06 April 2013

Tugas 2 Akuntansi Internasional

Pelaporan dan Pengungkapan Translasi Mata Uang Asing
Perkembangan Pengungkapan
Perkembangan sistem pengungkapan sendiri tidak jauh berbeda dengan perkembangan Sistem Akuntansi, bahkan standar dan praktik pengungkapan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor – faktor antara lain: sumber – sumber keuangan, undang – undang, politik, ekonomi, tingkat pertumbuhan ekonomi, pendidikan, budaya, dan faktor – faktor lainnya.
 Perbedaan – perbedaan yang terjadi dalam pengungkapan nasional sebagian besar dikarenakan adanya perbedaan pemahaman, asumsi, serta pengelolaan keuangan perusahaan yang berbeda – beda. Di negara – negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris dan negara – negara lain, investor dari pihak institusi memegang peran yang sangat penting di negara – negara ini, mereka menuntut pengembalian keuangan dan meningkatkan nilai pemegang saham. Pengungkapan publik yang telah berkembang dalam mengantisipasi akuntanbilitas perusahaan kepada masyarakat luas.
Pengungkapan Sukarela
Manajer merupakan pemain di belakang informasi yang ada, manajer mengetahui lebih baik mengenai performa perusahaan baik sekarang ataupun yang akan datang. Dalam beberapa hal, manajer berinisiatif untuk mengungkap informasi seperti itu secara sukarela. Kebaikan dari hal tersebut adalah, dapat menyebabkan biaya transaksi menjadi lebih rendah dalam perdagangan sekuritas perusahaan, bunga yang lebih tinggi dari analisis keuangan dan investor, meningkatkan likuiditas saham dan biaya modal yang lebih rendah. Pengungkapan sukarela baik secara tidak langsung dapat tercapainya keuntungan dalam pasar modal,  laporan tersebut menggambarkan bagaimana perusahaan dapat menggambarkan investasi potensial mereka kepada investor.
Investor – investor dimanapun, mereka mengharapkan informasi yang terinci dan bertahap, tingkat pengungkapan sukarela meningkatkan negara dengan pasar yang telah maju dan baru muncul. Akan tetapi, pada kenyataanya, baik manajer maupun investor memiliki tujuan yang berbeda, hal tersebut yang menyebabkan perbedaan kepentingan yang akhirnya dapat menyebabkan komunikasi manajer dengan investor luar tidak sempurna.
Praktik Pelaporan dan Pengungkapan
Praktik pengungkapan dalam laporan tahunan mencerminkan respons manajer terhadap ketentuan pengungkapan yang dikeluarkan oleh badan regulator dan insentif yang mereka dapatkan jika menyediakan informasi kepada pengguna laporan keuangan secara sukarela. Dikebanyakan bagian di dunia aturan pengungkapan tidak terlalu berarti dan itu berarti tidak ada pengawasan dan penegakan aturan.
  • Pengungkapan Informasi yang Melihat Masa Depan
    Pengungkapan informasi yang melihat masa depan dianggap sangat relevan dalam pasar ekuitas di seluruh dunia. Informasi yang melihat masa depan mencakup :
    a. Ramalan pendapatan, laba (rugi), laba (rugi) per saham (EPS), pengeluaran modal dan pos keuangan lainnya.
    b. Informasi prospektif mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu pasti bila dibandingkan dengan proyeksi pos, periode fiskal, dan proyeksi jumlah.
    c. Laporan rencana manajemen dan tujuan operasi di masa depan.
  • Pengungkapan Segmen
    Permintaan investor dan analis akan informasi mengenai hasil operasi dan keuangan segmen industry dan segmen geografi perusahaan tergolong signifikan dan semakin meningkat. Pengungkapan segmen membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami secara lebih baik bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan berpengaruh terhadap keseluruhan perusahaan. Pemisahan menurut lini usaha dan area geografis akan membantu pertimbangan yang lebih terinformasi mengenai perusahaan secara keseluruhan.
  • Laporan Arus Kas dan Arus Dana
    IFRS dan standar akuntansi di AS, Inggris, dan sejumlah besar Negara-negara lain mengharuskan penyajian laporan arus kas. Adopsi ketentuan laporan arus kas baru-baru ini di Negara-negara seperti Jepang dan Cina mencerminkan semakin pentingnya perhatian para analis dan para pengguna laporan keuangan terhadap informasi arus kas.
  • Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
    Saat ini perusahaan semakin dituntut untuk menunjukan rasa tanggung jawab kepada sekelompok besar yang disebut sebagai pihak-pihak yang berkepentingan yang memiliki perhatian terhadap hal-hal selain kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai ekonomi. Pelaporan tanggung jawab social mengacu pada pengukuran dan komunikasi informasi mengenai pengaruh suatu perusahaan terhadap kesejahterahan karyawannya, masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Hal ini mencerminkan kepercayaan bahwa perusahaan berhutang kepada para pihak yang berkepentingan dalam bentuk laporan akuntansi tahunan mengenai kinerja sosial dan lingkungannya.
  • Pengungkapan Khusus Bagi Para Pengguna Laporan Keuangan Non-domestik dan atas Prinsip Akuntansi yang Digunakan
    Laporan tahunan dapat berisi pengungkapan khusus untuk mengakomodasi para pengguna laporan keuangan non-domestik. Pengungkapan yang dimaksud yaitu :
    a. Penyajian ulang untuk kenyamanan informasi keuangan ke dalam mata uang non-domestik.
    b. Penyajian ulang hasil dan posisi keuangan secara terbatas menurut kelompok kedua standar akuntansi.
    c. Satu set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kelompok kedua prinsip akuntansi.
    d. Pembahasan mengenai perbedaan antara prinsip akuntansi yang diginakan dalam lporn keuangan utama dan beberapa set prinsip akuntansi yang lain.
  • Pengungkapan Tata Kelola
    Tata kelola perusahaan berhubungan dengan alat-alat internal yang digunakan untuk menjalankan dan mengendalikan sebuah perusahaan yang dirancang untuk mencapai tujuan perusahaan. Masalah-masalah tata kelola perusahaan antara lain : hak dan perlakuan terhadap pemegang saham, tanggung jawab dewan pengungkapan dan transparansi dan peranan pihak-pihak yang berkepentingan.
  • Pengungkapan dan Pelaporan Bisnis Melalui Internet
    World Wide Web semakin banyak digunakan sebagai saluran penyebarluasan informasi, dimana media cetak sekarang memainkan peran sekunder. Penyebarluasan informasi secara elektronik menawarkan keuntungan. Web juga memungkinkan penyebarluasan informasi secara interaktif melalui cara yang tidak mungkin bila dilakukan dlam bentuk cetakan. Perdagangan surat berharga melalui internet telah meningkatkan permintaan terhadap pelaporan usaha dan keuangan berbasis web.
    Suatu perkembangan penting yang akan memfasilitasi pelaporan usaha berbasis web adalah bahasa pelaporan usaha extensible (XBRL-Extensible Business Reporting Language). XBRL merupakan thap awal revolusi pelaporan keuangan. Bahasa computer ini dibangun kedalam hamper seluruh software untuk pelaporan akuntansi dan keuangan yang akan dikeluarkan di masa depan dan kebanyakan pengguna tidak perlu lagi mempelajari bagaimana mengelolanya sehingga secara langsung dapat
    menikmati manfaatnya.
Translasi Mata Uang Asing
            Translasi adalah perubahan satuan unit moneter, tidak sama dengan konversi yang adalah pertukaran dari mata uang ke mata uang yang lain secara fisik, seperti hanya sebuah neraca yang dinyatakan dalam IDR disajikan ulang dalam nilai ekuialen Dollar AS.Transaksi mata uang asing terjadi dipasar spot, forward, atau swap.Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antarnegara, perbedaan suku bunga nasional dan eksploitasi terhadap arah nilai tukar di masa mendatang.Kurs nilai tukar pasar spot dapat dinyatakan langsung atau tidak langsung.
            Akuntansi bagi translasi valuta asing tidak diragukan lagi merupakan salah satu isu teknis yang controversial yang dihadapi oleh perusahaan – perusahaan multinasional ang merasa perlu menyiapkan laporan keuangan konsolidasi menyangkut hasil – hasil operasi domestik maupun dari luar negeri.Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan translasi valuta berasal dari fakta bahwa kurs – kurs valuta asing yang digunakan dalam proses translasi jarang konstan.Konsekuensinya, hasil operasi dapat bervariasi, seringkali sering menyolok, akibat adanya perbedaan dalam kurs – kurs translasi yang dipakai dan disposisi akuntansi dari efek – efek keuangan yang dihasilkannya.
Metode Translasi Mata Uang Asing
1.      Single rate method
Metode ini mengaplikasikan kurs tunggal, yaitu kurs berlaku atau kurs penutupan, untuk semua aktiva dan kewajiban valuta asing.Pendapatan dan beban valuta asing umumnya ditranslasikan pada kurs yang berlaku pada saat item – item ini diakui.Meskipun begitu, untuk tujuan kelayakan, item – item ini biasanya ditranslasikan dengan rata – rata tertimbang dari kurs – kurs berlaku untuk periode yang bersangkutan.
2.      Multiple rate methods
Metode – metode kurs berganda mengkombinasikan nilai tukar berjalan dan historis dalam proses translasi, dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu :
a.       Metode berlaku historis, Aktiva lancer dan kewajiban lancer sebuah perusahaan anak di luar negeri ditranslasikan kedalam valuta pelaoran perusahaan induknya dengan menggunakan kurs berlaku.Aktiva dan kewajiban non – lancar ditranslasikan dengan kurs historis.Item – item laporan laba – rugi, kecuali beban depresiasi dan amortisasi, ditranslasikan dengan kurs rata – rata masing – masing bulan operasi atau dengan basis rata – rata tertimbang dari seluruh periode yang akan dilaporkan.Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan dengan memakai kurs historis yang berlaku pada saat asset yang bersangkutan diperoleh.
b.      Metode moneter dan non – moneter, asset dan kewajiban moneter mewakili hak untuk menerima atau keharusan untuk membayar sejumlah valuta asing tertentu dimas depan (kas, piutang, dan hutang, termasuk hutang jangka panjang) ditranslasikan memakai kurs historis.Item – item laporan laba – rugi ditranslasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan prosedur yang telah dijelaskan bagi kerangka metode berlaku historis.
c.       Metode temporal, translasi valuta merupakan suatu proses konversi pengukuran (yaitu, penyajian ulang nilai tertentu).Karena itu, metode ini tidak dapat digunakan untuk mengubah atribut suatu item yang sedang diukur, metode ini hanya dapat mengubah unit pengukuran.
Alasan – Alasan Bagi Translasi
            Perusahaan – perusaaan yang memiliki banyak operasi diluar negeri tidak bisa menyiapkan laporan keuangan konsolidasi kecuali jika perkiraan – perkiraan serta perkiraan – perkiraan perusahaan – perusahaan anaknya ditunjukkan dalam mata uang yang homogeny.Jadi seseorang tidak bisa menambahkan peso Meksiko, yen Jepang, franc Swiss, dan dollar Selendia Baru secara bersama – sama dan mendapatkan hasil yang berguna.Dengan demikian, diperlukan kerangka valuta tunggal dan ini, secara tradisional, berupa valuta pelaporan perusahaan induk.proses penyajian kembali (restating) berbagai saldo valuta asing kedalam valuta tunggal yang ekivalen dinamakan translasi.
            Alasan – alasan lain bagi translasi valuta asing adalah
(a) untuk mencatat transaksi – transaksi valuta asing,
(b) untuk melaporkan aktivitas – aktivitas cabang dan perusahaan anak internasional,
(c) untuk melaporkan hasil – hasil operasi indenpenden luar negeri.
Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing
1.      Penagguhan
Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestic dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang local yang dihasilkan dari entitas asing. Penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
2.      Pengangguhan dan Amortisasi
Penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos neraca terkait, terutama yang terkait dengan utang akan ditangguha=kandan diamortisasi selama umur aktiva tetap terkait, yaitu dibebankan terhadap laba dengan cara yang sama dengan beban depresiasi atau ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian terhadap beban bunga.
3.      Penangguhan parsial
Keuntungan dan kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan, hal ini semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
4.      Tidak ditangguhkan
Mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin. Namun, memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan memperkenalkan elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan fluktuasi laba yang sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar.
Keuntungan dan kerugian translasi ini mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi dalam mata uang domestic dan harus diakui.

PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA
Untuk memahami istilah perubahan harga (changing prices), berikut istilah yg digunakan:
Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut sebagai inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut sebagai deflasi (deflation).
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran. Tingkat harga yang stabil menjadi prioritas nasional bagi banyak negara di dunia. Meskipun perubahan harga terjadi diseluruh dunia, pengaruh terhadap pelaporan bisnis dan keuangan berbeda-beda dari satu negara ke negara lain.
Laporan keuangan dapat memiliki potensi untuk menyesatkan selama periode perubahan harga
Ketidak akuratan pengukuran ini mendistorsi :
  1. proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis
  2. anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja
  3. data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan
Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan  :
·         Kenaikan dalam proporsi pajak
·         Permintaan dividen lebih banyak dari pemegang saham
·         Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja
·         Tindakan yang merugikan dari negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar).
Dalam periode inflasi, pendapatan umumnya dinyatakan dalam mata uang dengan daya beli umum yang lebih rendah (yaitu daya beli periode kini), yang kemudian diterapkan terhadap beban terkait. Prosedur akuntansi yang konvesional juga mengabaikan keuntungan dan kerugian daya beli yang timbul dari kepemilikan kas (ekuivalennya) selama periode inflasi.
Meskipun laju inflasi melambat, akuntansi perubahan harga tetap berguna karena efek kumulatif inflasi yang rendah dalam beberapa waktu dapat signifikan. Pengaruh distorsi inflasi masa lalu dapat juga bertahan selama bertahun-tahun, mengingat umur sebahagian besar  aktiva yg relatif panjang.
Mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit berguna dilakukan karena  :

·         Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan.

·         Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas masalah tersebut.

·         Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.
Jenis penyesuaian Inflasi  
  1. Penyesuaian tingkat harga umum (daya beli konstan biaya historis).
·         Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum disebut mata uang konstan biaya historis.
·         Jumlah mata uang yang belum disesuaikan disebut mata uang nominal.
Indeks Harga
·         Perubahan tingkat harga umum biasanya diukur dengan tingkat harga.
·         Suatu indeks harga adalah rasio biaya.
Penggunaan Indeks Harga
·         Angka indeks harga digunakan untuk mentranslasikan jumlah uang yang dibayarkan selama periode terdahulu  menjadi ekuivalen daya beli pada akhir periode.
·         Angka – angka tingkat harga yang telah disesuaikan tidak mewakili biaya kini pos-pos yang dimaksud atau angka-angka tersebut masih merupakan biaya historis, angka – angka biaya historis hanya disajikan ulang dalam unit pengukuran yang baru – daya beli umum pada akhir periode.
Objek Penyesuaian Tingkat Harga Umum
·         Secara tradisonal, laba merupakan bagian dari kekayaan perusahaan yang dapat ditarik oleh perusahaan selama suatu periode akuntansi tanpa mengurangi kekayaannya hingga berada dibawah posisi awal.
·         Akuntansi konvesional mengukur laba sebagai jumlah maksimum yang dapat ditarik dari perusahaan tanpa mengurangi jumlah uang yang menjadi modal awalnya.
·         Selama inflasi, perusahaan akan mengalami perubahan kekayaan yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasinya yg biasanya perubahan ini muncul dari aktiva atau kewajiban moneter.